Sidoarjo - Tim Penggerak PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) Kabupaten Sidoarjo gencarkan gerakan literasi sejak usia dini. Salah satunya dengan menggelar kegiatan sosialisasi “Peningkatan minat baca melalui taman bacaan masyarakat”. Sosialisasi digelar di dua desa yaitu Desa Sumokembangsri dan Desa Seduri, Kecamatan Balongbendo, Rabu (5/7/23).
Sosialisasi dibuka Ketua Bidang Pokja II TP. PKK, Ny. Sudarwanti Tirto Adi mewakili Ketua TP.PKK Sidoarjo Hj. Sa'adah Ahmad Muhdlor. Dikatakannya sosialisasi tersebut digelar untuk membumikan literasi anak sejak usia dini. Menurutnya orang tua menjadi faktor penting untuk menggencarkan gerakan literasi sejak usia dini. Orang tua diharapkan mendekatkan anaknya dengan buku. Dengan begitu budaya membaca bagi anak-anak usia dini hingga orang dewasa dapat terus tumbuh.
"Mendekatkan buku kepada anak dan masyarakat dapat meningkatkan minat baca dan indeks layanan masyarakat semakin meningkat di Kabupaten Sidoarjo,"ujarnya.
Ny. Sudarwanti Tirto Adi mengatakan pentingnya budaya membaca bagi anak-anak usia dini hingga orang dewasa. Yakni untuk meningkatkan kualitas serta kemampuan dalam mengembangkan diri maupun bersosialisasi. Melihat hal itu diharapakan kepada para kader penggerak literasi keluarga, agar mengaktivasi Taman Bacaan Masyarakat (TBM) untuk lebih mendekatkan buku kepada anak dan masyarakat.
"Dalam pengelolaan TBM, para kader penggerak literasi keluarga harus memiliki program untuk menghidupkannya, sehingga TBM bisa terus berjalan dan semakin familiar dimasyarakat,” ucapnya.
Di sisi lain lanjutnya, penggunaan gadget yang tidak terkontrol dan pengaruh konten di media sosial yang menyodorkan platform hiburan beraneka ragam membuat mental generasi jadi ingin serba instan. Padahal hal itu bakal menimbulkan masalah yang riskan. Oleh sebab itu, gemar membaca kini gencar dikampanyekan dalam gerakan literasi.
“Sayangnya, belum banyak orang yang menyadari pentingnya hal ini. Membaca juga memiliki berbagai manfaat mental dan fisik karena semakin orang banyak membaca, semakin luas pandangan dan wawasannya dalam menyikapi kehidupan,” tambah Sudarwati
Ny. Sudarwanti Tirto Adi menambahkan, jika gemar membaca, maka kemampuan menulis juga akan berkembang. Kebiasaan ini dapat memperluas kosakata dan keterampilan komunikasi yang dapat membantu berinteraksi lebih baik dengan orang lain.
“Saya ingin mengutip kata-kata yang begitu indah dari salah satu tokoh duta baca Indonesia, yang melanjutkan estafet gerakan literasi yaitu Najwa Shihab yang mengatakan bahwa, “Bangsa yang besar pasti menghargai ilmu pengetahuan, menempatkan buku dengan penuh kemuliaan. Menjadikan bacaan sebagai bagian penting kehidupan, pondasi bagi melesatnya berbagai kemajuan. Apalagi republik ini didirikan orang-orang yang gila membaca, tekun bergelut dengan segala ide dan kata-kata,” katanya
Dalam kegiatan sosialisasi yang dihadiri oleh 100 peserta yang terdiri dari TP. PKK Kecamatan Balongbendo, serta perwakilan organisasi masyarakat ini, menghadirkan narasumber dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sidoarjo, Aries Edy Nugroho,SE.MM
Aries Edy Nugroho, selaku Kepala Bidang PAUD dan PNF Dispendikbud Sidoarjo dalam penyampaian materi mengatakan bahwa literasi anak usia dini adalah suatu proses aktivitas yang memperkenalkan kemampuan membaca , menulis pada anak usia dini.
“Yakni Tanpa adanya unsur paksaan bagi anak untuk mengetahui secara sempurna seperti orang dewasa, tetapi membelajarkan literasi sesuai dengan usia atau fase-fase perkembangannya,“paparnya.
Aries juga menekankan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua dalam mengajarkan literasi kepada anak usia dini sesuai dengan tahapan perkembangan usia mereka.
“Terkait dengan pembudayaan membaca sejak dini, menghimbau Bunda Literasi untuk kembali menumbuhkan budaya bercerita, bertutur dan mendongeng kepada anak cucu kita yang belum bisa membaca karena pada saat kita mendongeng, anak-anak akan terangsang untuk menggali dan mencari tahu lebih banyak tentang dongeng yang dibacakan,"ujarnya.
Masih dikatakan Aris bahwa saat ini banyak sekali literatur mendongeng. Tidak hanya dalam bentuk tercetak, tetapi bisa diakses secara digital melalui aplikasi. Media baca dapat disesuaikan usianya. Untuk anak di bawah usia tiga tahun, usahakan memilih bahan bacaan yang lebih banyak memuat gambar dengan kalimat-kalimat pendek yang mudah dipahami anak.
"Sesuaikan juga dengan kegiatan anak, anak perlu belajar sesuai dengan rentang waktu konsentrasi, termasuk dalam kegiatan belajar literasi" ujar Aries.
Dijelaskan olehnya bahwa berdasarkan skor Student Assessment (PISA) yang dirilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), tingkat literasi masyarakat Indonesia menempati peringkat ke-62 dari total 70 negara. Indonesia masuk dalam daftar 10 negara terbawah dengan tingkat literasi rendah di dunia. Sehingga diperlukannya sebuah gerakan untuk meningkatkan minat dan budaya membaca bagi orang-orang Indonesia.
“Kalau gerakan membaca ini bisa terus di praktikan secara terus menerus, bisa memberikan dampak yang positif bagi masyarakat. Membaca merupakan pintu ilmu pengetahuan,“ pungkasnya.(mas/git).